Home

Sabtu, 09 Juni 2012

Hubungan ph tanah dengan kesediaan unsur hara

Hubungan ph tanah dengan kesediaan unsur hara pH Tanah merupakan salah satu sifat kimia tanah, banyak petani yang sudah mendengar tentang pH tanah, akan tetapi belum bisa mengerti pentingnya mengetahui pH tanah dan bagaimana cara mengukurnya. Apalagi katanya untuk mengukur pH tanah dibutuhkan alat yang mahal, sehingga petani tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengukur langsung pH tanah mereka. Padahal dengan mengetahui pH tanah yang ada di lahan mereka bisa membangkitkan semangat mereka untuk menuju pada pertanian organik / semi organik. Yang lebih penting adalah bagaimana mereka mau untuk menjaga tingkat kesuburan tanah mereka. pH tanah menunjukkan sifat keasaman dan alkalinitas tanah, dengan menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam tanah. Semakin tinggi kadar H+ dalam tanah semakin masam tanah tersebut. pH tanah berkisar antara 0 – 14 dengan pH 7 disebut sebagai pH netral, kurang dari 7 disebut dengan masam dan lebih dari 7 disebut dengan alkalis. pH tanah di Indonesia umumnya masam berkisar antara 4,0 – 5,5, sehingga tanah dengan pH 6,0 – 6,5 telah dikatakan baik, walaupun sebenarnya agak masam (Sarwono Hardjowigeno dalam Ilmu Tanah, 2003). P entingnya mengetahui pH tanah adalah sebagai berikut : Mengetahui mudah tidaknya unsur-unsur hara dalam tanah diserap oleh tanaman. Unsur hara akan mudah diserap oleh tanaman (akar tanaman) pada pH netral (lihat gambar 1). Menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun. Tanah dengan pH masam banyak ditemukan ion-ion Al (Alumunium) yang memfiksasi (mengikat) unsur P, sehingga unsur P sulit untuk diserap oleh tanaman, padahal unsur P berperan pada tanaman akan membantu dalam : Pembentukan albumin Pembentukan bunga, buah dan biji Mempercepat pematangan/penuaan buah / biji Memperkuat batang agar tidak mudah roboh Untuk perkembangan akar Meningkatkan ketahanan terhadap penyakit. Sebagai bahan pembentukan protein. Mempengaruhi perkembangan mikro organisme. - Bakteri akan berkembang baik pada pH lebih dari 5,5 (misalnya bakteri EM 4 yang sangat bermanfaat bagi petani), apabila pH kurang dari itu maka perkembangannya akan terhambat. - Jamur dapat berkembang baik pada pH dibawah 5,5 dan diatas pH 5,5 jamur harus bersaing dengan bakteri. Begitu pentingnya kita mengetahui pH tanah bagi petani, sehingga dari mengetahui pH tanah masing-masing mereka akan dapat menentukan sendiri langkah apa yang akan dilakukan di lahannya masing-masing. Dan proses inilah yang disebut dengan proses penyadaran dan proses pemberdayaan, jadi bukan hanya kita berteori saja, apalagi menghadapi petani yang membutuhkan bukti bukan teori. Gb.1. Hubungan pH tanah dan ketersediaan unsur hara Pengaruh pH terhadap tanah Reaksi tanah (pH) mempunyai peranan yang penting terhadap ketersediaan unsur-unsur hara, baik hara makro maupun hara mikro. Meningkatnya kelarutan ion¬ion Al, dan Fe dan juga meningkatnya aktifitas jasad-jasad renik tanah sangat dipengaruhi oleh keadaan pH tanah pH dan ketersediaan unsur-unsur hara Reaksi tanah berpengaruh terhadap ketersediaan unsur-unsur hara di dalam tanah. Pada umumnya unsur hara makro akan lebih tersedia pada pH agak masam sampai netral, sedangkan unsur hara mikro kebalikannya yakni lebih tersedia pada pH yang lebih rendah. Tersedianya unsur hara makro, seperrti nitrogen, fosfor, kalium dan magnesium pada pH 6.5. Unsur hara fofor pada pH lebih besar dari 8.0 tidak tersedia karena diikat oleh ion Ca. Sebaliknya jika pH turun menjadi lebih kecil dari 5.0, maka fisfat kembali menjadi tidak tersedia. Hal ini dapat menjadi karena dalam kondisi pH masam, unsur-unsur seperti Al, Fe, dan Mn menjadi sangat larut. Fosfat yang semula tersedia akan diikat oleh logam-logam tadi sehingga, tidak larut dan tidak tersedia untuk tanaman. Beberapa tanaman tertentu dapat kekurangan unsur hara mikro seperti Fe dan Mn. Untuk memperoleh ketersediaan hara yang optimum bagi pertumbuhan tanaman dan kegiatan biologis di dalam tanah, maka pH tanah harus dipertahankan pada pH sekitar 6.0 – 7.0. Setiap jenis tanaman berbeda sifat kepekaan dan ketahanannya terhadap reaksi tanah. Pengaruh pH tanah baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap akar tanaman dan ketersediaan unsur hara bagi tanaman telah banyak diteliti. Buruknya pertumbuhan tanaman pada pH rendah sebabkan oleh : 1. Perusakan langsung oleh H+ 2. Terganggunya serapan Ca dan N 3. Meningkatnya kelarutan Al, Fe dan Mn sehingga meracuni tanaman 4. Berkurangnya ketersediaan Mo dan P serta 5. Berkurangnya kandungan basa seperti Ca, Mg dan K. Demikian pula pH yang terlalu tinggi tidak baik bagi pertumbuhan tanaman, karena unsur hara mikro (Zn, Cu, B, Fe dan Mn) kurang tersedia bagi tanaman dan P diendapkan oleh Ca. KONDISI KETERSEDIAAN HARA PADA BERBAGAI KISARAN pH 1. Sangat Tinggi (diatas 8,5) Tanah alkali, sodik Ca dan Mg, kemungkinan tidak tersedia Fospat terjerap dalam bentuk Ca-P, Mg-P Bila kadar Na Tinggi, P terjerap menjadi Na-P yang mudah larut Keracunan Boron (B) pada tanah garaman dan Sodik Persentase Na tertukar (ESP) di atas 15 dapat menyebabkan kerusakan struktur. Aktivitas bakteri rendah Proses nitrifikasi menurun Ketersediaan hara mikro menurun, kecuali Mo 2. Tinggi ( 7,0 – 8,5 ) Penurunan ketersediaan P dan B sehingga terjadi kekahatan hara P dan B Kekahatan Co, Cu, Fe, Mn dan Zn Kadar Ca dan Mg Tinggi Tanah alkali 3. Sedang (5,5 – 7,0) Sifat netral Kisaran pH yang baik untuk sebagianj besar tanaman Kadar hara (makro & mikro) optimum Aktivitas mikroorganisme optimum) Sifat kimia tanah optimum 4. Rendah (<5,5) Tanah masam Ion Fosfat bersenyawa dengan Fe dan Al membentuk senyawa yang tidak cepat tersedia bagi tanaman. Semua hara mikro (kecuali Mo) menjadi lebih tersedia dengan peningkatan kemasaman, Ion Al dilepaskan dari mineral lempung pada nilai pH di bawah 5,5 dan Aktivitas bakteri menurun Proses nitrifikasi terhambat.

3 komentar: